Universitas Gadjah Mada
  • Article
    • Perubahan Iklim
    • Revolusi Digital
    • Pandemi
    • Brief Article
  • E-Book
  • Siniar
  • Video
  • Agenda
  • Berkontribusi
  • Tentang Megashift
  • Beranda
  • brief article
  • Revolusi Digital
Arsip:

Revolusi Digital

AI untuk Memoles Citra Politisi dalam Pilpres 2024: Apa yang Harus Kita Ketahui?

brief articleRevolusi Digital Monday, 29 April 2024

Membangun Imej Politik

Politik adalah perkara memunculkan citra atau imej yang ingin dipersepsikan oleh publik, yang mungkin berbeda dari penampakan atau watak orisinil para politisi atau partai politik. Citra ini dibentuk untuk memoles persona untuk menciptakan imej politik yang dikehendaki. Namun, argumen ini memunculkan kritik dari para ilmuwan politik karena imej politik hanya menawarkan gaya ketimbang substansi, menekankan pada persona daripada tawaran kebijakan, dan hanya memenuhi keinginan konstituen daripada menciptakan warganegara yang kritis (Scammell, 2015). Fokus pada imej juga dianggap memberi ancaman pada nilai-nilai demokrasi; imej adalah ilusi, buatan, dan manipulatif (Simons, 2006 in Scammell, 2015). Meskipun demikian, pembentukan imej masih menjadi strategi dominan yang didorong politisi atau partai politik untuk meningkatkan kansnya agar terpilih ke jabatan politik.

read more

Inovasi Tata Kelola dalam Pembangunan Desa Melalui Pemanfaatan Basic Digital Technology

brief articleRevolusi Digital Monday, 15 April 2024

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana inovasi sosial melalui tata kelola pedesaan diterapkan dalam memanfaatkan teknologi basic, seperti internet, handphone, dan media sosial. Sasaran inovasi tersebut adalah masyarakat desa yang notabenenya dikatakan belum mampu/tertinggal dalam memanfaatkan perkembangan teknologi karena berbagai faktor seperti tidak meratanya infrastruktur, kurangnya kemampuan mengakses teknologi karena rendahnya pendapatan, kurangnya literasi dan kemampuan digital, hingga penolakan terhadap teknologi (Dihni, 2022; Hadi, 2018; Oktavianoor et al., 2020).

read more

Green Digital: Revolusi Digital Cloud Computing Ramah Lingkungan untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs)

brief articlePerubahan IklimRevolusi Digital Monday, 19 February 2024

Infrastruktur teknologi informasi merupakan elemen integral dalam operasional yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan berbagai layanan pendukung (Fitriawati, 2017). Keseluruhan infrastruktur tersebut berfungsi sebagai fondasi yang efisien dan efektif dalam mengelola informasi, berkomunikasi, dan menjalankan operasionalnya secara optimal. Cloud computing adalah salah satu bentuk infrastruktur digital yang mendasari banyak layanan dan aplikasi dalam lingkup teknologi informasi dan melibatkan penyediaan sumber daya komputasi, seperti server, penyimpanan data, jaringan, basis data, perangkat lunak, dan analisis data. Cloud computing merupakan key factor pada network preparedness yaitu kesiapan atau perencanaan jaringan untuk berbagai situasi atau tantangan (Prabowo, Muslim, & Iryanto, 2015). Cloud computing berperan sebagai saluran utama yang ekonomis dan merupakan teknologi tepat guna berkelanjutan yang merujuk  pada  penggunaan  sumber  daya  komputasi atau disebut sebagai green computing (Prabowo, Muslim, & Iryanto, 2015; Nurlaelasari & Novia, 2023).

read more

Fenomena Swiftiesasi dalam Wacana Peningkatan Kesadaran Isu Sosial-Politik di Indonesia

brief articleRevolusi Digital Monday, 5 February 2024

Transformasi digital telah mengubah cara masyarakat dalam memperoleh informasi dan berinteraksi satu sama lain. Hal ini membuka peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang isu-isu sosial politik. Seorang netizen (panggilan bagi warga pengguna internet), Maulani (2017) di Twitter pernah melontarkan tweet “Lagu Taylor Swift manakah yang paling cocok untuk menggambarkan situasi politik saat ini?”. Celotehan tweet tersebut adalah salah satu contoh fenomena Swiftiesasi. Swiftiesasi adalah sebuah aktivisme yang dilakukan oleh penggemar Taylor Swift dalam mengekspresikan diri, menyuarakan pendapat tentang berbagai kegelisahan, dan melibatkan diri dalam percakapan publik tentang isu-isu penting melalui platform yang dimilikinya dengan menggunakan analogi karya musik Taylor Swift. Di luar negeri, beberapa lagu Taylor Swift sering digunakan oleh para penggemar untuk menyuarakan isu-isu penting seperti kesenjangan sosial (Gannaban, 2022), kesehatan mental (Serio, 2022), ketidakadilan gender (Mackay, 2020), perubahan iklim (Mlaba, 2023), hingga dukungan kepada kelompok minoritas (Capek, 2022).

read more

Digital Leadership: Upaya Menghadapi Kampanye Politik di Era Siber

brief articleRevolusi Digital Monday, 29 January 2024

Sebelum penulis mengajak pembaca untuk menjelajahi lebih jauh , penulis ingin menilik kembali perjalanan   penyelenggaraan pemilu di Indonesia dengan hiruk pikuk merebut suara pemilih dalam kampanye politik  menggunakan media sosial yakni pada pemilu 2014. Pemilu 2014 menjadi gambaran awal terjadinya pergeseran pola interaksi pemilih, penyelenggara pemilu, dan partai politik terhadap ruang digital. Fenomena pergeseran interaksi politik di ruang digital dilanjutkan   dengan dilaksanakannya pemilihan kepala daerah tahun 2015, 2017, dan terakhir pada pemilu 2019. Media sosial menjadi tempat perang baru dalam menyebarkan opini dan sekaligus informasi politik  (Budiyono, 2016)

read more

Memanfaatkan Fenomena Fear of Missing Out (FoMO) untuk Kesetaraan Gender dan Pelestarian Warisan Budaya melalui Lagu ‘Kala Sang Surya Tenggelam’ 

brief articleRevolusi Digital Tuesday, 9 January 2024

Perjalanan gelap dan terang ke dalam labirin relasi sosial dapat terjadi secara spontan melalui apa yang dilihat dan dirasakan. Relasi sosial adalah jalinan kompleks antara individu-individu yang saling mempengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan (Aditia, 2021). Dalam interaksi ini, munculnya norma, nilai, dan ekspektasi saling membentuk kerangka kerja yang mengarah pada pembentukan ikatan sosial yang dapat bersifat sementara atau mendalam, memainkan peran penting dalam membentuk struktur masyarakat secara keseluruhan. Ikatan sosial adalah dampak sosial yang muncul melalui hubungan antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Selain secara fisik, ikatan sosial dapat terjadi secara virtual karena adanya media sosial (Widada, 2018). Lingkungan masa kini seringkali membawa kita mengikuti hal-hal yang populer di media sosial. Fenomena ini sering disebut sebagai “trending,” di mana topik atau konten tertentu mendapatkan perhatian besar dari pengguna media sosial dan dengan cepat menyebar luas. Dalam era digital ini, kemampuan media sosial untuk memviralkan informasi dan tren membuat kita cenderung ikut serta dalam pembicaraan yang sedang berkembang. Hal ini dapat mencakup segala hal, mulai dari isu-isu global, tren fashion, lagu, film, hingga peristiwa sehari-hari. Mengejar tren ini dapat memberikan rasa keterikatan sosial dan keinginan untuk tetap terhubung dengan perkembangan terkini. Namun, sekaligus juga menimbulkan pertanyaan tentang seberapa autentik dan berkelanjutan keterlibatan tersebut dalam menciptakan pengaruh dalam kehidupan sehari-hari atau hanyalah keadaan sementara waktu.

read more

The Shifting Patterns of Civil Society Participation in the Digital Space: Lesson Learned from the Hashtag “No Viral No Justice”

brief articleRevolusi Digital Thursday, 4 January 2024

Particularly, social media was not novel in Indonesia prior to the COVID-19 pandemic. According to data from We Are Social and Hootsuite, the proportion of internet users in Indonesia stood at 196.7 million during January 2020, constituting 73.7% of the overall populace. About 56% of this population, or 150 million, utilize social media. At that time, social media usage primarily facilitated individual existence and social interaction, as evidenced by the prevalence of personal communication via WhatsApp, information sharing and engagement with friends and family via Facebook, and photos and videos on Instagram.

read more

Wisata Seks Online dan Implikasinya Terhadap Pekerja Seks: Kajian Pariwisata & Rekreasi

brief articleRevolusi Digital Wednesday, 27 December 2023

Beberapa negara telah melegalkan wisata seks karena keuntungan yang diperoleh, di sisi lain, banyak negara melarang bisnis ini karena salah satu bentuk kejahatan hak asasi manusia paling buruk (Leung, 2015: 83). Masalahnya, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) digunakan untuk mempromosikan bisnis ini, sementara pekerja seks memindahkan bisnisnya secara digital. Fenomena tersebut membuat pekerja seks menjadi rentan terhadap tindakan kejahatan seksual, apalagi bisnis wisata seks sering melibatkan anak dibawah umur untuk diperdagangkan secara seksual (Jeffreys, 2010: 185). Dengan demikian, tulisan ini menjelaskan perubahan aktivitas industri wisata seks akibat disrupsi teknologi.

read more

Menyoal Ketentuan Pemungut PPN Digital Indonesia dan Thailand: Sudahkah Sesuai Goal Awal?

brief articleRevolusi Digital Monday, 20 November 2023

Pendahuluan

Selama beberapa tahun terakhir, terdapat kekhawatiran bahwa struktur pajak tradisional tidak mampu mengejar pertumbuhan ekonomi digital yang pesat. Kemampuan pemerintah untuk mengumpulkan pajak melemah karena transaksi lintas batas akibat digitalisasi. Sementara, sektor produk digital terus berkembang meski pandemi Covid-19 telah melemahkan ekonomi global. Akibatnya, penerapan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang efektif pada perdagangan digital semakin urgen. Namun, terdapat tantangan utama terkait pemungutan PPN yang kurang efektif atas penjualan layanan online dan produk digital oleh penjual asing (OECD/WBG/ADB, 2022).

read more

AI Chatbot: Against Loneliness and Grey Digital Divide in Elderly

brief articleRevolusi Digital Monday, 13 November 2023

As human beings, the elderly require social interaction just like anyone else. Studies conducted by Sanjaya and Rusdi (2012), Amalia (2013), and Nuraini et al. (2018) have shown that social interaction can reduce loneliness in older adults. Unfortunately, many older adults experience social exclusion, leading to a lack of social participation and isolation, as Balard et al. (2019) noted. This social exclusion directly impacts senior’s mental health, leading to loneliness, a global problem that can result in depression and suicide. According to the Ministry of Health (2013), only 16% of older adults in Indonesia do not experience loneliness. The remaining 69% are mildly lonely, 11% are moderately lonely, and 2% are severely lonely. It is concerning that in 2045, Indonesia is predicted to experience a surge in the number of older adults, with one in five people over 60 years old (Harsono, 2022). Furthermore, access to mental health services is costly and focuses primarily on physical needs (Ryu et al., 2020).

read more

123…7
Universitas Gadjah Mada

© Universitas Gajah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY