Menelusuri Upaya Keterlibatan Komunitas Penggemar K-pop Dalam Menyuarakan Isu Krisis Iklim Melalui Fan Activism dan Kosmopolitanisme

Meningkatnya interaksi lintas batas memunculkan ruang sosial transnasional baru oleh berbagai faktor. Dalam ranah budaya populer, kehadiran kelompok penggemar khususnya di kalangan generasi muda yang menjadi wadah dalam berinteraksi antar individu dengan kesamaan kegemaran dapat menjadi salah satu contohnya. Dengan bantuan kekuatan digital, aktivitas penggemar tidak lagi hanya berkutat pada menulis atau memproduksi konten terkait budaya pop seperti fiksi penggemar atau video remix (Brough & Shresthova, 2012), melainkan saat ini telah banyak bermunculan aksi-aksi sosial mengatasnamakan fandom (istilah untuk grup penggemar) yang diprakarsai oleh generasi muda. Di Indonesia, 16 grup penggemar K-pop pernah melakukan penggalangan dana untuk korban gempa bumi di Sulawesi dan banjir di provinsi Kalimantan Selatan yang berhasil mengumpulkan dana sekitar $100.000 dalam 10 hari (Walden & Salim, 2021). Pada tahun 2020, Penggemar K-pop Indonesia juga mengadakan kampanye online untuk menyoroti deforestasi yang cepat di Papua, dengan membagikan tagar #SavePapuanForest di media sosial dan menjadikannya trending topik di Twitter (Yi, 2021). Menurut (Jenkins, 2013), hal ini disebut sebagai “fan activism”. Fan activism didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh penggemar untuk menangani masalah sosial, sipil maupun politik melalui adanya keterlibatan serta penyebaran strategis akan konten budaya populer (Brough & Shresthova, 2012).

Fan Activism : K-pop Fandom Dan Suara Dari Generasi Muda Dalam Menyuarakan Isu Krisis Iklim

Sampai saat ini, krisis iklim masih menjadi tugas besar negara dunia dalam menanganinya. Berbagai upaya telah dilakukan mulai dari skema top-down melalui regulasi dan program pemerintah, hingga bottom-up melalui gerakan yang diinisiasi oleh masyarakat sipil. Namun, hal tersebut belum sepenuhnya membangkitkan kesadaran akan pentingnya kepedulian terhadap isu krisis iklim. Masih ada segelintir orang yang masih acuh akan hal ini. Oleh karenanya, pendekatan baru untuk mempengaruhi lebih banyak masyarakat dalam mengentaskan isu krisis iklim sangat dibutuhkan. Di sisi lain, bagi masyarakat yang sudah memiliki keresahan yang sama akan isu krisis iklim, hal ini kemudian menjadi pengingat warga dunia untuk lebih bersemangat lagi, bahu membahu dalam mengatasi tantangan global demi memperbaiki tempat hidup dan keberlanjutan planet bumi untuk generasi mendatang.

Generasi muda menjadi katalis perubahan dalam menghadapi isu perubahan iklim. Karena dedikasi yang tiada henti dan strategi kreatif mereka efektif mampu mempengaruhi tindakan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dunia (Dajana & Sujat, 2023). Menurut survei terbaru Pew Research Center pada tahun 2021, tercatat bahwa generasi milenial dan generasi Z memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi dalam isu perubahan iklim dibandingkan dengan generasi lanjut usia karena mereka melihat lebih banyak konten mengenai perubahan iklim secara online dan berbuat lebih banyak untuk terlibat dalam menyuarakan isu seperti menjadi sukarelawan, maupun protes dengan mengikuti kampanye digital(Tyson et al., 2021). Salah satu upaya generasi muda untuk terlibat dalam menyuarakan isu perubahan iklim adalah melalui gerakan fan activism, khususnya oleh fandom K-pop.

Selama beberapa tahun terakhir, fandom K-pop telah dinilai memiliki kekuatan yang sangat besar dalam memobilisasi massa hingga mampu bergerak pada aktivisme politik melalui praktik fan activism (Herman, 2020). Dalam hal ini, sebagai bentuk budaya partisipatif, fan activism menjadi sebuah lahan yang berguna untuk mengeksplorasi dinamika dan partisipasi masyarakat sipil secara aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan isu sosial, politik dan lainnya (Vilenchick et al., 2012) termasuk didalamnya mengenai isu perubahan iklim. Dalam isu perubahan iklim, telah banyak inisiatif yang dilakukan oleh generasi muda dengan latar belakang dan mengatasnamakan fandom K-pop. Contoh inisiatif yang dilakukan dapat berupa sebuah proyek perayaan ulang tahun sang idola maupun perayaan hari jadi terbentuknya grup penyanyi dengan mengadakan agenda penanaman pohon bersama, membersihkan pantai, hingga menjadi donatur dalam pemeliharaan satwa langka yang menunjukkan aksi aksi perhatian terhadap lingkungan hidup (Syfa, 2023). Analisis Widyawati & Gunawan membuktikan bahwa terpilihnya Grup musik Blackpink asal Korea sebagai duta baik (goodwill ambassador) untuk Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 26 (COP26) oleh pemerintah Inggris mendorong komunitas Blink Indonesia (sebutan untuk fans grup Blackpink) untuk ikut menyuarakan isu perubahan iklim melalui keikutsertaan kampanye #ClimateActionInYourArea dengan berdonasi dan aksi-aksi kampanye iklim lainnya (Widyawati & Gunawan, 2023).

Tidak hanya berhenti disitu, inisiatif kecil ini juga kemudian berkembang menjadi hal yang lebih besar. Contohnya pada tahun 2021, muncul sebuah komunitas internasional berbasis kepedulian terhadap isu krisis iklim yang digagas oleh 2 penggemar K-pop asal Korea Selatan Lee Da Yeon dan Nurul Sarifah asal Indonesia bernama Kpop4planet (Yulisman, 2024). Komunitas ini menjadi wadah bagi penggemar K-pop yang memiliki kekhawatiran terhadap fenomena krisis iklim dengan slogan kampanye “There is no K-pop on a dead planet (KPOP4PLANET, n.d.). Aktivitas dan kegiatan yang digagas untuk mempromosikan isu krisis iklim meliputi kampanye digital melalui sosial media maupun secara langsung untuk mengurangi produksi album dan aksesoris K-pop yang ditujukan kepada perusahaan hiburan, lalu ada kampanye penghematan energi atas kebiasaan penggunaan layanan streaming yang cenderung banyak memakan energi listrik, kampanye dalam rangka mendesak perusahaan hiburan untuk beralih pada produksi album dengan bahan baku yang ramah lingkungan, hingga pelacakan aksi penanaman pohon bernama Fandom for forest untuk melacak proyek penanaman pohon yang digagas oleh beberapa penggemar dalam upaya menangani deforestasi dan degradasi lahan (KPOP4PLANET, n.d.). Baru baru ini, gerakan penggemar K-pop yang dimobilisasi oleh Kpop4Planet juga telah berhasil mempengaruhi produsen mobil Korea Selatan Hyundai Motor untuk membatalkan kesepakatannya terkait pembelian aluminium untuk kendaraan listrik produksinya dari Adaro Minerals karena pabrik peleburan aluminium Adaro Minerals akan menggunakan pembangkit listrik tenaga batubara baru berkapasitas 2,2 gigawatt (Yulisman, 2024). Hal tersebut dilakukan melalui penandatangan petisi dan kampanye digital bertajuk “Hyundai, Drop Coal!” yang berhasil mengumpulkan 11.000 tanda tangan dalam waktu dua bulan pada tahun 2023 (CNN Indonesia, 2024).

Komunitas Penggemar K-Pop sebagai Representasi Kosmopolitanisme

Dalam ilmu sosial, kekhawatiran akan isu global yang muncul di dalam diri fans K-pop mengenai isu lingkungan hidup dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk kosmopolitanisme, karena persatuan yang terbentuk melalui aktivisme global membangkitkan tujuan akan nilai-nilai universal yang dianut oleh masyarakat dunia yakni tentang pemeliharaan lingkungan hidup (Contorno, 2012). Persatuan yang digagas dan klaim sebagai global citizenship dalam diri fans K-pop dari proses mempromosikan isu global tersebut telah menumbuhkan sikap kosmopolit. Fenomena terbentuknya komunitas gerakan sosial transnasional ini termasuk ke dalam dimensi kosmopolitanisme sipil. Hal ini mengacu pada praktik demokrasi transnasional dan bentuk kewarganegaraan transnasional yang praktiknya berlaku pada level internasional untuk menyuarakan isu-isu kepentingan global (Appiah, 2006). Nilai-nilai yang dibawa oleh Kpop4planet dalam menyuarakan isu krisis iklim seperti no borders, be empowered with empowering marginalized communities, dan be the heroes (KPOP4PLANET, n.d.) sejalan dengan konsep kosmopolitanisme yang didasarkan pada gagasan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam berkontribusi yang relevan untuk masalah global, memelihara perdamaian, distribusi global dan pemerataan barang dan sumber daya, bantuan kemanusiaan dan untuk perlindungan hak asasi manusia (Appiah, 2006).

Praktik yang dilakukan oleh penggemar K-pop dalam keikutsertaannya menyuarakan krisis iklim melalui fan activism membuktikan bahwa generasi muda menjadi kaum yang memiliki keterlibatan tinggi terhadap isu krisis iklim dan selalu mengeksplorasi strategi-strategi baru dalam mengentaskan isu lingkungan hidup termasuk di dalamnya mengenai krisis iklim. Dengan kekuatan solidaritas bersama yang melekat dalam penggemar K-pop dan klaim sebagai warga dunia dalam upaya yang dilakukan oleh kaum generasi muda melalui praktik fan activism memberikan pengaruh yang besar dalam proses mengentaskan isu krisis iklim global karena mampu mempromosikan isu krisis iklim dan menumbuhkan ketertarikan anak muda lainnya yang sebelumnya tidak memiliki ketertarikan akan isu krisis iklim hingga akhirnya dalam skala yang besar dapat mempengaruhi kebijakan pemangku kepentingan. Hal ini sejalan dengan praktik fan activism yang sering dipahami sebagai praktik resisten, melawan atau mendorong balik hegemoni untuk memprovokasi perubahan (Brough & Shresthova, 2012 ). Harapannya, tren dalam menyuarakan krisis iklim yang dilakukan oleh generasi muda penggemar K-pop seperti ini dapat menjadi contoh bagi semua kalangan masyarakat untuk mengeksplorasi dan melahirkan strategi-strategi baru lainnya dalam mengentaskan isu krisis iklim.

Referensi

Appiah, K. A. (2006). Cosmopolitanism: Ethics In A World Of Strangers. W. W. Norton & Company, Inc.

Brough, M. M., & Shresthova, S. (2012, June 15). Fandom meets activism: Rethinking civic and political participation. Journal of Transformative Works and Culture, 10. https://doi.org/10.3983/twc.2012.0303

CNN Indonesia. (2024, April 03). Jejak Petisi Kpopers Hingga Buat Hyundai Setop Kerja Sama Dengan Adaro. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20240403192829-248-1082528/jejak-petisi-kpop ers-hingga-buat-hyundai-setop-kerja-sama-adaro

Contorno, L. (2012, July). The Influence of Cosmopolitan Values on Environmental Attitudes: An International Comparison. Res Publica – Journal of Undergraduate Research, 17, 14-37.

Dajana, M. H., & Sujat, S. H. (2023, July 12). See how youth worldwide are now influencing climate action. The World Economic Forum. Retrieved July 10, 2024, from https://www.weforum.org/agenda/2023/07/empowering-tomorrows-climate-leaders-howyouth-influence-climate-action/

Earl, J., & Kimport, K. (2009, September). Movement Societies and Digital Protest: Fan Activism and Other Nonpolitical Protest Online. Sociological Theory, 27, 221-243. https://www.jstor.org/stable/40376135

Herman, T. (2020, June 22). Digitally-savvy and passionate, K-pop fans’ Trump activism should come as no surprise. The Guardian. Retrieved July 10, 2024, from https://www.theguardian.com/commentisfree/2020/jun/22/digitally-savvy-and-passionate-k-pop-fans-trump-activism-should-come-as-no-surprise

Jenkins, H. (2013). Textual Poachers: Television Fans and Participatory Culture. Routledge.

Jin, D. Y. (2016). New Korean Wave: Transnational Cultural Power in the Age of Social Media. University of Illinois Press.

Jin, D. Y., & Lee, H. (2019). K-pop Idols: Popular Culture and the Emergence of the Korean Music Industry. Lexington Books.

Kim, S.-Y. (2018). K-pop Live: Fans, Idols, and Multimedia Performance. Stanford University Press.

KPOP4PLANET. (n.d.). KPOP4PLANET. Retrieved July 10, 2024, https://www.kpop4planet.com/about

Mau, S., Mewes, J., & Zimmerman, A. (2008). Cosmopolitan attitudes through transnational social practices? Global Networks, 1-24.

Romano, A. (2020, June 22). K-pop fans are weaponizing their fancams for Black Lives Matter. Vox. Retrieved July 11, 2024, from https://www.vox.com/2020/6/8/21279262/k-pop-fans-black-lives-matter-fancams-youtub ers-protest-support

Syfa, A. (2023). Raising Star During Pandemic: K-Pop Fans as Actor in Indonesia Digital Activism. In Proceedings of the International Conference on Communication and Media 2022 (i-COME 2022). Atlantis Press. 10.2991/978-2-38476-098-5_26

Tyson, A., Kennedy, B., & Funk, C. (2021, May 26). Gen Z, Millennials Stand Out for Climate Change Activism, Social Media Engagement With Issue. Pew Research Center. Retrieved July 10, 2024, from https://www.pewresearch.org/science/2021/05/26/gen-z-millennials-stand-out-for-climate -change-activism-social-media-engagement-with-issue/

Vilenchick, N. K., Schultz, J. M., Weitbrecht, C., & Tokuhama, C. (2012, June 15). Experiencing fan activism: Understanding the power of fan activist organizations through members’ narratives. Journal of Transformative Works and Culture, 10. https://doi.org/10.3983/twc.2012.0322

Walden, M., & Salim, N. (2021, February 12). From Indonesian disasters to Black Lives Matter, is K-pop fandom a new global force for change? ABC. Retrieved July 10, 2024, from https://www.abc.net.au/news/2021-02-13/is-k-pop-fandom-a-new-global-force-for-chang e/13100030

Widyawati, & Gunawan, A. B. (2023, October). THE EFFECT OF CELEBRITY DIPLOMACY:

RELIMINARY STUDY ON THE IMPACT OF CLIMATE CHANGE CAMPAIGN BY BLACKPINK TOWARDS BLINK INDONESIA COMMUNITY (BOI). Jurnal Wacana Politik, 8, 196-205. 10.24198/jwp.v8i2.45608

Yi, B. L. (2021, February 03). K-pop for the planet: Fans of South Korean stars take up climate activism. Reuters. https://www.reuters.com/article/world/k-pop-for-the-planet-fans-of-south-korean-stars-ta ke-up-climate-activism-idUSKBN2A300G/

Yulisman, L. (2024, June 2). Indonesia’s K-pop fans get real, wielding their clout for social and green causes. The Straits Times. Retrieved July 11, 2024, from https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesia-s-k-pop-fans-get-real-wielding-theirclout-for-social-and-green-causes

.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.