The global outbreak of Covid-19 and its restrictive social regulations have forced nonviolence activists to change their usual on-the-street protest methods that require mass participation.

This sudden disruptive change occurred during the global phenomenon of democracy regression, especially in Southeast

Pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai lini kehidupan masyarakat. Tidak hanya pada kesehatan, namun juga ekonomi masyarakat. Sumber ekonomi masyarakat dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pun turut terkena dampaknya. Bagi UMKM yang memiliki keterbatasan modal, sangat berat menghadapi

Disrupsi teknologi mulai memengaruhi bagaimana negara merespons perubahan yang masif dan cepat dalam ranah digital. Salah satunya terkait kehadiran metaverse. Sebuah medium yang menyimulasikan realitas ke dalam dunia virtual. Di Indonesia, respons negara terhadap metaverse mulanya ditandai dengan kemunculan wacana

Deras arus informasi seringkali dianggap sebagai suatu terobosan posif yang dibawa oleh kehadiran media sosial. Hal ini dianggap dapat membawa harapan baru bagi ruang publik, solidaritas publik hingga potensi penciptaan demokrasi parsipatoris. Akan tetapi, harapan tersebut kini dipertanyakan akibat kehadiran

Disrupsi teknologi merupakan perubahan system teknologi digital secara fundamental. Melalui aplikasi teknologi, sistem produksi pertanian yang menggunakan cara-cara tradisional mulai diarahkan untuk proses digitasi seperti integrasi IoT (Internet of Thing) dengan ala-alat mesin pertanian (Alsintan), penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam
Triple disruption salah satunya dalam bentuk digital disruption memberi pengaruh besar pada gerakan sosial.

Gerakan sosial baru (GSB) menggeser peran dari gerakan sosial lama. GSB cenderung mencapai tujuan kolektif seperti keadilan dan kemanusiaan tanpa pandang kelas dan ideologi.

Perubahan gaya hidup manusia selama pandemi COVID-19 kemudian mendorong terjadinya digital consumer megashift terutama dalam praktik finansial klasik. Konsumen banyak beralih ke arah digital, dari perbankan konvensional ke fintech atau financial technology. Perbankan konvensional mengalami penurunan peminat karena dinilai

Salah satu perubahan sangat signifikan yang membuat zaman kita berbeda dari zaman dua puluh atau bahkan  tiga puluh tahun lalu adalah perubahan sekala, intensitas, dan cara orang berkomunikasi.

Climate change policies have affected energy policies and financing, technological advances, and energy supply and demand changes.