Disruptor#1: Transformasi digital
Inovasi teknologi dan komunikasi yang berkembang pada Abad ke-21 telah memicu transformasi digital yang mengubah secara radikal berbagai aspek kehidupan manusia.
Transformasi digital yang diiringi dengan intensitas globalisasi mendorong perubahan mendasar terkait dengan pola pikir dan model interaksi sosial serta perubahan berbagai aspek kehidupan dan perombakan tatanan sosial, politik, dan ekonomi.
Dua sisi transformasi digital: menawarkan kesempatan baru untuk kemajuan ekonomi dan kemajuan sosial lainnya, dan menghadirkan tantangan baru seperti digital kolonialisme dan
kesenjangan akses.
Disruptor#2: Pandemi COVID-19
Pandemi Covid-19 tidak hanya melahirkan krisis
kesehatan, nasional dan global, namun juga
memaksa perombakan keseluruhan tata kelola
urusan publik, ekonomi, dan tata sosial.
Adaptasi teknologi digital menjadi faktor
enabling untuk adaptasi baru di berbagai sektor
kehidupan: pendidikan, layanan kesehatan,
ekonomi, sistem kerja, dan bentuk interaksi sosial lainnya.
Tata kelola penanganan Pandemi COVID-19
memunculkan ‘losers’ dan ‘winners’ baru dalam
tatanan masyarakat.
Disruptor#3: Perubahan Iklim
Perubahan iklim dan dampaknya terhadap
berbagai aspek kehidupan semakin nyata dan
tidak bisa diabaikan.
Adaptasi terhadap perubahan iklim menunjukkan
pentingnya transisi menuju pemenuhan
kebutuhan dasar (energi dan pangan) yang
berkelanjutan dan sistem tata kelola kebijakan
yang menyeimbangkan antara pengejaran
pertumbuhan ekonomi dan ramah lingkungan
(green economy).
Roadmap kebijakan yang menyeluruh dan
bersifat lintas sektor untuk merespons dampak
perubahan iklim.